Apa Itu Kurs? Jenis, Faktor, dan Contoh


Pelajari pengertian kurs mata uang, jenis-jenisnya, faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah, serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kalau kamu pernah traveling ke luar negeri atau sekadar baca berita ekonomi, pasti sering mendengar istilah kurs atau exchange rate. Tapi, apa sebenarnya kurs itu, kenapa nilainya bisa berubah-ubah, dan apa dampaknya buat kita sehari-hari?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kurs adalah nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan mata uang negara lain. Dengan kata lain, kurs menunjukkan berapa harga rupiah dibandingkan dolar, euro, yen, atau mata uang asing lainnya.

Kurs mata uang (foreign exchange rate) memegang peranan penting dalam transaksi ekonomi internasional, mulai dari perdagangan ekspor-impor, investasi, pariwisata, sampai pembayaran utang luar negeri. Perubahan kurs bahkan bisa mempengaruhi harga barang di toko online luar negeri hingga cicilan kartu kredit kamu.

Agar lebih jelas, mari kita bahas jenis kurs, faktor yang mempengaruhi, serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Mengenal Reksadana Pasar Uang (RDPU) dan Keuntungannya

Jenis-Jenis Kurs Mata Uang

Dalam dunia finansial, kurs tidak cuma satu macam. Ada beberapa jenis kurs yang sering dipakai dalam transaksi sehari-hari, terutama oleh bank, money changer, maupun pelaku bisnis internasional.

1. Kurs Beli

Kurs beli adalah nilai yang ditetapkan bank atau money changer ketika membeli mata uang asing dari masyarakat. Artinya, kalau kamu menukarkan dolar menjadi rupiah, kurs beli yang berlaku.

📌 Contoh:
Seorang turis dari Amerika datang ke Jakarta dan ingin menukar USD 1.000 ke rupiah. Jika kurs beli saat itu adalah Rp15.200 per USD, maka ia akan menerima Rp15.200.000.

👉 Biasanya, kurs beli lebih rendah dibanding kurs jual. Kenapa? Supaya bank atau money changer bisa mendapat margin keuntungan.

2. Kurs Jual

Kurs jual berlaku ketika bank atau money changer menjual mata uang asing ke masyarakat. Jadi, kalau kamu butuh dolar, euro, atau yen untuk traveling, kurs jual yang dipakai.

📌 Contoh:
Kamu mau liburan ke Jepang dan perlu JPY (yen Jepang). Saat kurs jual tercatat 1 JPY = Rp110, maka dengan Rp11.000.000 kamu akan mendapat sekitar 100.000 JPY.

👉 Karena lebih mahal dari kurs beli, kurs jual menguntungkan pihak bank atau money changer.

3. Kurs Tengah

Kurs tengah adalah rata-rata antara kurs beli dan kurs jual. Kurs ini jarang digunakan dalam transaksi langsung, tetapi lebih banyak dipakai untuk keperluan akuntansi, laporan keuangan, atau perhitungan ekonomi makro.

📌 Contoh:
Jika kurs beli USD = Rp15.200 dan kurs jual = Rp15.400, maka kurs tengahnya adalah Rp15.300.

Apa itu Kurs Mata Uang
Sumber gambar: Freepik

Faktor yang Mempengaruhi Nilai Kurs

Nilai kurs mata uang tidak pernah statis. Dalam satu hari saja, kurs rupiah terhadap dolar atau mata uang asing lain bisa berubah berkali-kali. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor domestik maupun global. Berikut penjelasan faktor-faktor utama yang memengaruhi nilai tukar mata uang:

1. Inflasi

Inflasi menggambarkan kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu negara.

  • Inflasi tinggi: Barang dan jasa menjadi lebih mahal, ekspor menurun, sehingga permintaan terhadap mata uang lokal berkurang. Akibatnya kurs mata uang lokal melemah.
  • Inflasi rendah: Harga barang lebih stabil, ekspor tetap kompetitif, sehingga mata uang lokal cenderung menguat.

📌 Contoh nyata: Jika inflasi di Indonesia lebih tinggi daripada inflasi di AS, nilai rupiah biasanya melemah terhadap dolar.

2. Suku Bunga

Suku bunga punya pengaruh besar pada arus modal internasional.

  • Suku bunga naik: Investor asing tertarik menyimpan aset dalam rupiah karena imbal hasil lebih tinggi → permintaan rupiah naik → kurs rupiah menguat.
  • Suku bunga turun: Modal asing bisa keluar untuk mencari keuntungan di negara lain → kurs rupiah melemah.

📌 Contoh: Saat Bank Indonesia menaikkan BI Rate, sering kali rupiah ikut menguat terhadap USD.

3. Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran mencerminkan transaksi ekspor-impor dan aliran modal suatu negara.

  • Surplus (ekspor > impor): Permintaan terhadap rupiah naik karena pembeli luar negeri butuh rupiah untuk bayar produk → kurs rupiah menguat.
  • Defisit (impor > ekspor): Negara butuh lebih banyak valuta asing untuk bayar impor → rupiah melemah.

📌 Contoh: Ketika ekspor komoditas seperti batubara dan CPO meningkat, cadangan devisa bertambah dan rupiah cenderung stabil.

Baca juga: Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Berbagai Jenisnya

4. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah bisa mengendalikan kurs melalui kebijakan fiskal maupun moneter.

  • Pembatasan impor: Permintaan dolar berkurang → rupiah menguat.
  • Menambah jumlah uang beredar: Berisiko memicu inflasi → rupiah melemah.
  • Intervensi bank sentral: Bank Indonesia kadang masuk ke pasar valuta asing untuk menstabilkan kurs rupiah jika terlalu berfluktuasi.

📌 Contoh: BI menjual cadangan devisa dolar untuk menahan pelemahan rupiah di tengah gejolak global.

5. Ekspektasi dan Sentimen Pasar

Kurs juga sangat dipengaruhi oleh psikologis pasar dan spekulasi investor.

  • Kabar negatif: Misalnya isu resesi global, perang, atau ketidakstabilan politik → investor keluar → rupiah melemah.
  • Kabar positif: Stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan peringkat kredit negara yang baik → investor masuk → rupiah menguat.

📌 Contoh: Saat rating utang Indonesia naik, rupiah biasanya menguat karena kepercayaan investor meningkat.

6. Modal Keluar (Capital Outflow)

Ketika dana asing keluar besar-besaran dari suatu negara, permintaan valuta asing meningkat. Akibatnya kurs mata uang lokal melemah.

  • Capital outflow bisa terjadi karena pembayaran utang luar negeri, penarikan investasi, atau kepanikan investor.
  • Sebaliknya, capital inflow (aliran dana masuk) memperkuat kurs karena investor butuh mata uang lokal untuk bertransaksi.

📌 Contoh: Pada masa krisis finansial, banyak investor asing menarik modalnya dari Indonesia → rupiah melemah tajam terhadap dolar.

👉 Dengan memahami faktor-faktor di atas, kita bisa lebih paham kenapa kurs rupiah bisa naik-turun, dan apa saja risiko yang mungkin muncul keuangan pribadi maupun bisnis.

Mengenal Reksadana Pasar UangMengenal Reksadana Pasar Uang
Sumber
gambar: Freepik

Pengaruh Kurs dalam Kehidupan Sehari-hari

Perubahan kurs bukan cuma soal ekonomi makro, tapi juga berdampak langsung ke kehidupan kita. Beberapa contohnya:

  • Harga barang impor: Gadget, mobil, atau kosmetik dari luar negeri bisa lebih mahal kalau kurs rupiah melemah.
  • Biaya liburan ke luar negeri: Tiket, hotel, dan belanja di luar jadi lebih mahal kalau kurs asing naik.
  • Utang kartu kredit dalam valuta asing: Kalau punya cicilan dalam USD/SGD, fluktuasi kurs bisa bikin tagihan lebih besar.
  • Investasi: Saham, obligasi global, bahkan kripto juga bisa terpengaruh nilai tukar.

Baca juga: 8 Jenis-Jenis Asuransi untuk Perencanaan Keuangan Terbaik

Pengaruh Kurs dan Keuangan Pribadi

Banyak orang hanya melihat kurs sebagai angka ekonomi, padahal dampaknya nyata ke keuangan pribadi. Misalnya, saat rupiah melemah:

  • Harga kebutuhan impor ikut naik → pengeluaran bulanan membengkak.
  • Cicilan kartu kredit berbasis mata uang asing jadi makin berat.
  • Tabungan dalam rupiah bisa tergerus nilainya jika dibandingkan dengan dolar.

👉 Supaya tetap aman menghadapi fluktuasi kurs, penting banget punya kendali penuh atas keuangan pribadi. Di sinilah Skorlife bisa jadi partner finansialmu:

  • 🔑 SkorPintar: Kelola semua kartu kredit dalam satu portal. Cek jatuh tempo, analisa pola penggunaan, dan hindari tagihan membengkak.
  • 📊 Cek Riwayat Kredit: Pastikan histori kreditmu selalu sehat agar lebih mudah saat butuh pinjaman.
  • Peluang Pengajuan Kredit: Cek peluang kreditmu (KPR, kredit mobil, dll) disetujui dengan lebih percaya diri.
  • 💡 Manajemen Keuangan: Dapatkan rekomendasi prioritas pembayaran & budget agar bisa lunasi tunggakan lebih efektif.

Dengan pengelolaan keuangan yang baik, kurs boleh saja naik turun, tapi kondisi finansialmu tetap stabil.

Kesimpulan

Kurs adalah nilai tukar mata uang yang menunjukkan berapa harga satu mata uang jika ditukar dengan mata uang lain. Ada tiga jenis kurs utama: kurs beli, kurs jual, dan kurs tengah.

Perubahan kurs dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti inflasi, suku bunga, neraca pembayaran, kebijakan pemerintah, hingga sentimen pasar. Dampaknya tidak hanya pada ekonomi makro, tapi juga langsung ke kehidupan sehari-hari kita, mulai dari harga barang impor sampai cicilan kartu kredit.

Makanya, penting untuk tidak hanya memahami kurs, tapi juga mengelola kondisi keuangan pribadi dengan bijak. Dengan bantuan Skorlife, kamu bisa lebih mudah menjaga riwayat kredit, mengatur kartu kredit, hingga meningkatkan peluang pengajuan pinjaman disetujui.

News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door